Proposal Penelitian Kualitatif (STAI Nurul Hidayah Selat Panjang)



PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN IKLAN TELEVISI DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 2 SELAT PANJANG

PROPOSAL

Diajukan untuk memenuhi tugas ujian akhir semester dalam mata kuliah metodelogi penelitian pendidikan islam.

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Tohirin, M.Pd


 
DISUSUN OLEH:
MAKHOLISH
NIMKO : 1210.14.1584


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
NURUL HIDAYAH SELATPANJANG
2017

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangan berikutnya, istilah pendidikan atau paedagogiek berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak menjadi dewasa.[1]
Dalam proses pendidikan disekolah, termasuk di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Selat Panjang telah diajarkan berbagai macam mata pelajaran, seperti diantaranya: Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Sejarah dan termasuk juga Pendidikan Agama Islam. Mata pelajaran tersebut merupakan komponen dalam pendidikan.
Pendidikan Agama Islam di SMP merupakan bagian yang tak terpisahkan dari program pengajaran di SMP. Pendidikan Agama Islam di SMP bertujuan memberikan kemampuan dasar kepada siswa tentang agama Islam untuk mengembangkan kehidupan beragama sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga Negara dan anggota umat manusia serta untuk mengikuti pendidikan menengah.
Pendidikan Agama Islam akan membawa dan mengantar serta membina anak didik menjadi umat yang taat beragama dan sekaligus sebagai warga negara Indonesia yang baik (Integritas Diniyah dan Loyalitas Nasional).
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam secara garis besar, mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara: 1) Hubungan manusia dengan Allah SWT. 2) Hubungan manusia dengan sesama manusia. 3) Hubungan manusia dengan dirinya sendiri. 4) Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Selat Panjang merupakan salah satu lembaga formal yang telah menetapkan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sebagai mata pelajaran pokok untuk seluruh siswa. Dengan adanya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ini, siswa dapat menerapkan tujuan Pendidikan Agama Islam yang telah di sebutkan diatas.
Penelitian ini berkaitan dengan strategi pembelajaran PAI. Untuk mencapai tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa, maka seorang guru membutuhkan sebuah strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam agar tercapai secara efektif dan efisien.
Strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditentukan. Jika dikaitkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru-murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.[2]
Dalam dunia pendidikan, strategi menurut J.R. David dapat diartikan sebagai "a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal". Jadi, dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.[3]
Strategi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Dengan adanya strategi pembelajaran, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar: 1) dapat menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku, 2) menentukan pendekatan terhadap masalah belajar mengajar, 3) memilih prosedur, metode dan teknik belajar mengajar, dan 4) menerapkan norma dan criteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar.[4]
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah di rumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.[5]
Penelitian tentang strategi pembelajaran telah banyak dilakukan oleh banyak orang. Namun tidak semua strategi pembelajaran akan digunakan oleh guru di tiap sekolah. Penelitian Pollio (1984) tentang strategi pembelajaran active learning menunjukkan bahwa siswa dalam ruang kelas hanya memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran yang tersedia. Sementara penelitian McKeachie (1986) menyebutkan bahwa dalam sepuluh menit pertama perhatian siswa dapat mencapai 70%, dan berkurang sampai menjadi 20% pada waktu 20 menit terakhir. Dan masih banyak peneliti lain dengan judulnya sama namun beda dalam masalah dan penerapannya.
Dari beberapa hasil peneliti tentang strategi pembelajaran yang telah disebutkan diatas, menunjukkan bahwa secara khusus penelitian penerapan strategi pembelajaran iklan televisi belum pernah di teliti atau dilakukan oleh orang sebelumnya. Atas dasar ini, peneliti mengambil topik tersebut.
Penelitian ini penting dilakukan karena mata pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran yang mengajarkan untuk mengembangkan kehidupan beragama sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia sebagai pribadi, anggota masyarakat, serta untuk mengikuti pendidikan menengah. Selain itu juga, banyak permasalahan yang terjadi di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Selat Panjang sehingga memotivasikan peneliti untuk mengkaji penelitian ini.
Dalam tahap pengamatan awal, peneliti menemukan gejala-gejala sebagai berikut:
a.         Ada guru yang tidak mengerti apa itu strategi pembelajaran iklan televisi.
b.         Ada guru yang tidak bisa menerapkan strategi pembelajaran iklan televisi.
c.         Ada guru yang tidak mempunyai buku active learning.
d.        Ada guru yang tidak ingin menggunakan strategi pembelajaran iklan televisi.
e.         Ada guru yang menganggap bahwa strategi pembelajaran iklan televisi memakai waktu yang lama.
f.          Ada guru yang menganggap bahwa strategi pembelajaran iklan televisi hanya mampu diterapkan di Sekolah Menengah Atas (SMA).
g.         Ada guru yang tidak mempunyai media atau alat untuk menerapkan strategi pembelajaran iklan televisi.
Dari gejala-gejala yang telah disebutkan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Iklan Televisi dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Selat Panjang”.
B.       Alasan Memilih Judul
Alasan penulis memilih judul diatas dikarenakan:
a.         Masalah yang diteliti sesuai dengan bidang ilmu yang penulis pelajari sebelumnya yaitu Pendidikan Agama Islam.
b.         Peneliti mampu meneliti judul diatas sesuai kemampuan yang penulis miliki.
c.         Peneliti mampu melakukan penelitian dengan baik karena lokasi penelitian dapat di jangkau oleh peneliti.
C.      Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul penelitian ini, maka diperlukan adanya istilah untuk mengatasi hal tersebut. Penelitian ini berkenaan dengan istilah:
1.         Penerapan
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), pengertian dari penerapan adalah pemasangan atau pengenaan, perihal mempratekkan.[6]
Penerapan juga diartikan kemampuan menggunakan suatu bahan yang sudah dipelajari, kedalam situasi baru seperti menerapkan dalil, metode, prinsip atau teoritis.[7]
Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan yang dimaksud dalam judul ini adalah menggunakan suatu aturan yang telah ditetapkan.
2.         Strategi pembelajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi adalah ilmu siasat perang; siasat perang; akal atau tipu muslihat untuk mencapai sesuatu maksud dan tujuan yang telah direncanakan.[8] Dihubungkan dengan pembelajaran, maka strategi pembelajaran berarti pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.[9]
3.         Pendidikan Agama Islam
Secara etimologis, pengertian pendidikan islam di ambil dari Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai sumber pendidikan islam. Dari kedua sumber tersebut, ditemukan ayat atau hadits-hadits mengandung kata-kata atau istilah-istilah yang terkait dengan pendidikan Islam, misalnya: Tarbiyah, Ta’lim, Ta’dib.
Bertolak dari tinjauan etimologi ini, kata Islam yang melekat dalam pendidikan Islam adalah pendidikan yang berwarna Islam, Pendidikan Islam adalah pendidikan yang didasarkan agama Islam.
D.      Permasalahan
Adapun masalah penelitian ini adalah penerapan strategi pembelajaran iklan televisi dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Selat Panjang sebagai berikut:
1.         Identifikasi Masalah
Telah disebutkan sebelumnya dalam latar belakang masalah bahwa persoalan dalam penelitian ini adalah penerapan strategi pembelajaran iklan televisi dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Berdasarkan persoalan yang akan diteliti, maka dapat diidentifikasikan bahwa:
a.         Minat siswa belajar rendah akibat kejenuhan strategi pembelajaran yang terlalu monoton.
b.        Guru tidak mampu menerapkan strategi pembelajaran iklan televisi.
c.         Kurangnya kreativitas guru PAI untuk mencoba strategi pembelajaran yang lain.
d.        Guru tidak mempunyai panduan buku untuk menerapkan strategi pembelajaran seperti active learning.
e.         Dan lain-lain.
2.         Pembatasan Masalah
Untuk menghindari banyaknya persoalan-persoalan yang akan terkait dalam penelitian ini, maka peneliti hanya akan memfokuskan pada kurangnya penerapan strategi pembelajaran iklan televisi dalam Pendidikan Agama Islam serta faktor-faktor yang menyebabkannya.
3.         Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan diatas, maka dapat di simpulkan rumusan masalah sebagai berikut:
a.         Bagaimana penerapan guru dalam menggunakan strategi pembelajaran iklan televisi pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 2 Selat Panjang?
b.        Apa saja faktor yang menyebabkan guru memiliki minat rendah dalam menggunakan strategi pembelajaran iklan televisi?
E.       Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diats, maka tujuan penelitian ini dilakukan untuk:
a.         Mengetahui penerapan guru dalam menggunakan strategi pembelajaran iklan televisi pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 2 Selat Panjang.
b.         Mengetahui faktor yang menyebabkan guru memiliki minat rendah dalam menggunakan strategi pembelajaran iklan televisi.
F.       Kerangka Teoritis
1.         Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi merupakan sebuah komponen yang sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan. Menurut J. R. David, strategi dalam pendidikan berarti a plan, method, or series of activies designed to archieves a particular educational goal.[10] Sedangkan Strategi pembelajaran PAI ini merupakan salah satu upaya untuk menerapkan nilai-nilai ajaran agama islam yang ada pada tiap materi diserap, dihayati, serta diamalkan oleh peserta didik.[11]
Strategi berfungsi untuk mengatur ketepatan penggunaan berbagai metode dalam suatu pembelajaran. Strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan sebuah rencana, teknik, desain, dan upaya serta penataan proses pembelajaran sehingga potensi peserta didik dapat dimanfaatkan secara maksimal.
2.         Strategi Pembelajaran Active Learning
Kata active diadopsi dari bahasa inggris dengan kata sifat yang aktif, gesit, giat, bersemangat[12] dan learning berasal dari kata learn yang berarti mempelajari.[13] Dari kedua kata tersebut, yaitu active dan learning dapat diartikan dengan mempelajari sesuatu dengan active atau bersemangat dalam hal belajar.
Konsep active learning atau cara belajar siswa aktif, dapat diartikan sebagai anutan pembelajaran yang mengarah pada pengoptimalisasian pelibatan intelektual dan emosional siswa dalam proses pembelajaran, diarahkan untuk membelajarkan siswa bagaimana belajar memperoleh dan memproses perolehan belajarnya tentang pengetahuan , keterampilan, sikap dan nilai.[14]
Active learning bukanlah sebuah ilmu dan teori tetapi merupakan salah satu strategi partisipasi peserta didik sebagai subyek didik secara optimal sebagai peserta didik mampu merubah dirinya (tingkah laku cara berfikir dan bersikap) secara lebih efektif.
Keterlibatan peserta didik secara active dalam proses pengajaran yang diharapkan adalah keterlibatan secara mental (intelektual dan emosional) yang dalam beberapa hal yang di ikuti dengan sebuah keaktifan fisik. Sehingga peserta didik benar-benar berperan serta dan berpartisipasi aktif dalam proses pengajaran, dengan menempatkan kedudukan peserta didik sebagai subyek, dan sebagai pihak yang penting dan merupakan inti dalam kegiatan belajar mengajar.[15] Pada hakikatnya konsep ini adalah untuk mengembangkan keaktifan proses belajar mengajar baik dilakukan guru atau siswa. Jadi dalam active learning tampak jelas adanya guru aktif mengajar disatu pihak dan siswa aktif belajar dilain pihak. Konsep ini bersumber dari teori kurikulum yang berpusat pada anak (child centered curriculum).
3.      Strategi pembelajaran secara iklan televisi
Iklan televisi merupakan strategi pembelajaran pembuka yang baik bagi siswa yang telah mengenal satu sama lain. Aktivitas ini dapat memunculkan semangat tim dengan cepat.[16]
Langkah-langkah prosedur iklan televisi sebagai berikut:
a.         Bagilah siswa menjadi tim beranggotakan tidak lebih dari 6 orang.
b.        Perintahkan tim tersebut untuk membuat iklan tv tiga puluh detik yang menawarkan mata pelajaran menekankan misalnya, nilai gunanya bagi mereka (atau bahkan bagi dunia!), tokoh-tokoh terkenal yang terkait dengan materi pelajaran ini, dan sebagainya.
c.         Iklan tersebut harus berisi slogan (misalnya, “dengan ilmu kimia, hidup menjadi lebih baik”) dan media visual (misalnya, produk kimai terkenal).
d.        Jelaskan bahwa dengan membuat konsep umum dan garis-garis besar iklan saja sudah cukup. Namun jika sebuah tim ingin memperagakan iklannya, itu boleh-boleh saja.
e.         Sebelum masing-masing tim mulai merencanakan iklannya, diskusikan karakteristik dari beberapa iklan yang belakangan sedang terkenal untuk menyemarakkan kegiatan (misalnya, gunakan karakter terkenal, humor, perbandingan hingga persaingan, daya tarik seksual).
f.         Perintahkan tiap tim untuk menyajikan gagasannya. Pujilah kreativitas semua siswa.
4.         Pengertian dan tujuan Pendidikan Agama Islam
Menurut etimologi kata pendidikan berasal dari kata dasar “didik” yang menurut Poerwadaminta didik ini sama dengan mendidik, yang artinya “memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan berpikir”.[17] Kemudian kata didik itu diberi imbuhan dengan awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi “pendidikan” dan berubah jadi kata kerja, maka dengan demikian pendidikan berarti perbuatan mendidik. Dari bentukan diatas, jelaslah bahwa pendidikan merupakan latihan, ajaran, bimbingan dan pimpinan atau memberikan pengajaran. Dan itu tentu di dalam pendidikan terdapat unsur didik dan yang mendidik, dengan kata lain anak didik yang diberi didikan dan ada pendidik yang memberikan pendidikan.

Sedangkan pendidikan menurut terminologi ialah Oemar Hamalik mengemukakan: “Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya.”[18]
Dari beberapa pengertian pendidikan diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa pendidikan adalah suatu perbuatan (usaha) dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuan dan keterampilan kepada generasi muda dan juga mengalihkan kebudayaan untuk menyiapkan mereka memenuhi hidupnya, baik jasmani maupun rohani. Atau juga dengan kata lain pendidikan adalah suatu proses budaya yang terjadi di samping kehidupan guna mewujudkan aneka perubahan dalam rangka membentuk dan mengembangkan segenap potensi yang bersifat pembawaan, intelektual dan emosional untuk kepentingan hidup dan kehidupan bagi manusia itu sendiri dan selanjutnya membawa dampak positif bagi masyarakat.
Agama dalam bahasa Arab adalah “Ad-din”, yang tercantum dalam al-Quran (Q.S. Al-Maidah: 3) mengandung pengertian peraturan manusia dengan tuhan (vertikal) dan hubungan manusia dengan manusia dalam masyarakat, termasuk dirinya sendiri dan alam lingkungan hidupnya (horizontal).[19]
Agama berasal dari bahasa sansekerta yang akat katanya “gam”, kedudukannya serumpun dengan kata “gaan” (dalam bahasa Belanda) atau “go” (dalam bahasa Inggris). Gam, gaan, go itu masing-masing adalah kata kerja, yang menunjukkan kepada pengertian pergi atau berjalan. apabila kata gam itu diberi awalan “a” dan akhiran “a” ia akan menjadi agama, kini ia berubah bentuk menjadi kata benda yang berarti “jalan menuju”.[20] Jadi, agama adalah petunjuk jalan keselamatan yang berisi perintah yang harus dikerjakan dan larangan yang harus ditinggalkan atau dijauhi, disimpulkan dengan peran Rasul-Nya dan menyuruh manusia untuk berbuat baik kepada manusia dan beribadah kepada Tuhannya.
Zakiah Daradjat dan kawan-kawan mengemukakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah pembentukan kepribadian yang lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan sesuai dengan petunjuk ajaran Islam.[21] Dengan demikian jelaslah bahwa Pendidikan Agama Islam ialah suatu usaha berupa bimbingan arahan, atau tuntunan terhadap perkembangan anak, baik jasmani maupun rohani agar tercipta suatu kepribadian utama menurut ajaran Islam.
Dan yang dimaksud disini adalah Pendidikan Agama Islam (PAI) yang merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan pada sekolah umum, penanaman ini sangat umum karena di dalamnya mengandung sejumlah materi yang menyangkut kepada berbagai bidang keislaman, baik tauhid, fiqih, dan akhlak.
Tujuan pendidikan Islam harus berorientasi pada hakikat pendidikan yang meliputi beberapa aspek, misalnya: Pertama, tujuan dan tugas hidup manusia. Manusia hidup bukan karena kebetulan dan sia-sia. Ia diciptakan dengan membawa tujuan dan tugas hidup tertentu. Tujuan diciptakan manusia hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT. Indikasi tugasnya berupa ibadah dan tugas sebagai wakil-Nya dimuka bumi. Kedua, memerhatikan sifat-sifat dasar manusia, yaitu konsep tentang manusia sebagai makhluk unik yang mempunyai beberapa potensi bawaan, seperti fitrah, bakat, minat, sifat, dan karakter, yang berkecenderungan pada al-hanief (rindu akan kebenaran dari Tuhan) berupa agama Islam sebatas kemampuan, kapasitas, dan ukuran yang ada. Ketiga, tuntutan masyarakat. Tuntutan ini baik berupa pelestarian nilai-nilai budaya yang telah melembaga dalam kehidupan suatu masyarakat, maupun pemenuhan terhadap tuntutan kebutuhan hidupnya dalam mengantisipasi perkembangan dunia modern. Keempat, dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam. Dimensi kehidupan ideal Islam mengandung nilai yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup manusia di dunia untuk mengelola dan memanfaatkan dunia sebagai bekal kehidupan di akhirat, serta mengandung nilai yang mendorong manusia berusaha keras untuk meraih kehidupan diakhirat yang lebih membahagiakan, sehingga manusia dituntut agar tidak terbelenggu oleh rantai kekayaan duniawi atau materi yang dimiliki.[22]
Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai. Karena pendidikan merupakan suatu usaha dan kegiatan yang berproses melalui tahap-tahap dan tingkatan-tingkatan, tujuannya bertahap dan bertingkat. Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap, tetapi merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang, berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya.
G.      Konsep Operasional
Dalam kajian ini menjelaskan tentang penerapan strategi pembelajaran iklan televisi dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Sehingga variabel dalam penelitian ini yaitu strategi pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama islam. Strategi pembelajaran PAI adalah salah satu upaya atau rencana untuk menerapkan nilai-nilai ajaran agama Islam yang ada pada tiap materi mampu diserap, dihayati, serta diamalkan oleh peserta didik.[23]
Jadi, yang dimaksud penerapan strategi pembelajaran PAI adalah sebuah kemampuan untuk mengimplementasikan rencana yang akan diajarkan agama islam melalui materi yang mampu diserap, dihayati, serta diamalkan oleh peserta didik.
Indikator penerapan strategi pembelajaran dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah:
a.         Ingin semangat dalam mengikuti proses pembelajaran dalam mata pelajaran PAI.
b.         Kreatif strategi pembelajaran oleh guru mata pelajaran PAI.
c.         Mudah mengerti dengan materi pelajaran PAI.
d.        Mendapat pemahaman cepat.
e.         Efektif strategi pembelajaran iklan televisi.
Penerapan strategi pembelajaran iklan televisi dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ini di klasifikasi ke kategori: sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik yang didapatkan melalui persentase hasil penelitian yaitu sebagai berikut:
a.         Sangat Baik (76 % - 100 %).
b.         Baik (51 % - 75 %).
c.         Cukup baik (26 % - 50 %).
d.        Kurang baik (0 % - 25 %).
H.      Metode Penelitian
1.         Pendekatan
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, kualitatif deskriptif yaitu prosedur penelitian data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Peneliti memaparkan hasil penelitiannya dengan kata-kata. Pada penelitian ini, subyek penelitiannya adalah siswa dan guru SMP Negeri 2 Selat Panjang.
2.         Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 di Selat Panjang. Pemilihan lokasi ini dikarenakan bahwa masalah yang akan diteliti terdapat di lokasi tersebut. Waktu penelitian ini dilakukan pada tanggal 2 Januari 2017 bertepatan pada hari Senin.
3.         Objek dan Subjek
Objek penelitian ini adalah strategi pembelajaran iklan televisi dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dan subjek dari penelitian ini adalah guru.
4.         Teknik pengumpulan data
Data penelitian yang dikumpulkan melalui teknik-teknik sebagai berikut:
a.         Observasi: yaitu peneliti langsung mengamati objek kajian yang akan diteliti. Dalam observasi ini, peneliti menyiapkan instrumen berupa check list. Objek yang akan di observasi adalah strategi pembelajaran iklan televisi ketika proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
b.        Wawancara: yaitu peneliti melakukan tanya jawab kepada subjek penelitian. Subjek penelitian bersumber dari guru dan siswa yang mengikuti proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Wawancara yang akan ditanya jawab tentang penerapan strategi pembelajaran iklan televisi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
c.         Angket: yaitu sebuah lembaran pertanyaan singkat yang di berikan kepada siswa tentang penerapan strategi pembelajaran iklan televisi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
5.         Teknik analisis data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriktif kualitatif dengan persentase (%). Dalam deksriktif kualitatif persentase ini terdapat dua teknik yang akan dijelaskan secara kualitatif (naratif/narasi) dan secara kuantitatif (angka-angka). Teknik secara kualitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara, angket dan lain-lainnya yang kemudian dijadikan sebagai kesimpulan penelitian dalam bentuk narasi. Sedangkan teknik kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari observasi, hasil prestasi belajar dan lainnya yang akan dijelaskan secara persentase.








DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad Daud. (2005). Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Daradjat, Zakiah. (2006). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.
Dimyati, Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (2006)Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Echols, John M., dan Hassan Shadily. (2005). Kamus Inggris Indonesia : An EnglishIndonesian Dictionary. Jakarta: PT. Gramedia.
Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hardini, Isriani, dan Dewi Puspitasari. (2012).  Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep, dan Implementasi). Yogyakarta: Familia.
Hasbullah. (1991). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
Kurniawan, Dwi Adi. (2001). Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Surabaya: Fajar
Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakkir. (2006). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Nuraini, Indah. (2010). Kamus Bahasa Indonesia. Bogor: CV. Duta Grafika.
Rohani, Ahmad. (1995). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sanjaya, Wina. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Silbermen, Melvin L. (2006). Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Cet. ke-3. Bandung: Nusamedia.
Sudirman. (1992). Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Cet. ke-15. Bandung: Alfabeta.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Bandung: Balai Pustaka.
Zein, Mas’ud, Tohirin, dan Risnawati. (2007). Modul Diklat Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah. Pekanbaru: Institut Agama Islam Negeri Imam Bonjol Padang dan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.


[1] Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1991), h. 1.
[2] Syaiful Bahri Djamarah dan Azwin Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. III, h. 5.
[3] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Bandung: Kencana Prenada Media Group, 2009), Cet. IV, h. 126.
[4] Syaiful Bahri Djamarah dan Azwin Zain, Op. cit, h. 8.
[5] Ibid., h. 1.
[6] Indah Nuraini, Kamus Bahasa Indonesia, (Bogor: Duta Grafika, 2010), h. 950.
[7] Sudirman, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1992), h. 55.
[8] Dwi Adi Kurniawan, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, (Surabaya: Fajar Mulya, 2001), h. 439.
[9] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswin Zain, Op. cit, h. 5.
[10] Wina Sanjaya, Loc. cit.
[11] Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari, Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep, dan Implementasi), (Yogyakarta: Familia, 2012), h. 211.
[12] John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia: An English – Indonesian Dictionary, (Jakarta: PT. Gramedia, 2005), h. 9.
[13] Ibid., h. 352.
[14] Mudjiono Dimyanti, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), h. 115.
[15] Ahmad Rohani, Pengelolahan Pengajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995), h. 61-62.
[16] Melvin L. Silberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nusamedia, 2006), Cet. III, h. 74.
[17] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), h. 656.
[18] Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), h. 79.
[19] Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h. 37.
[20] Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Bandung: Balai Pustaka, 1990), h. 10.
[21] Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), h. 28.
[22] Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), h. 71-72.
[23] Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari, Loc. cit.



Comments

Popular Posts