Proposal Penelitian Kualitatif (STAI Nurul Hidayah Selat Panjang)
PENERAPAN STRATEGI
PEMBELAJARAN IKLAN TELEVISI DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN
2 SELAT PANJANG
PROPOSAL
Diajukan
untuk memenuhi tugas ujian akhir semester dalam mata kuliah metodelogi
penelitian pendidikan islam.
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Tohirin, M.Pd
DISUSUN OLEH:
MAKHOLISH
NIMKO : 1210.14.1584
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
NURUL HIDAYAH SELATPANJANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya dengan nilai-nilai yang
ada dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangan berikutnya, istilah
pendidikan atau paedagogiek berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan
dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak menjadi dewasa.[1]
Dalam
proses pendidikan disekolah, termasuk di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN)
2 Selat Panjang telah diajarkan berbagai macam mata pelajaran, seperti
diantaranya: Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
Matematika, Sejarah dan termasuk juga Pendidikan Agama Islam. Mata pelajaran
tersebut merupakan komponen dalam pendidikan.
Pendidikan
Agama Islam di SMP merupakan bagian yang tak terpisahkan dari program
pengajaran di SMP. Pendidikan Agama Islam di SMP bertujuan memberikan kemampuan
dasar kepada siswa tentang agama Islam untuk mengembangkan kehidupan beragama
sehingga menjadi manusia muslim
yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia sebagai
pribadi, anggota masyarakat, warga Negara dan anggota umat manusia serta untuk
mengikuti pendidikan menengah.
Pendidikan
Agama Islam akan membawa dan mengantar serta membina anak didik menjadi umat
yang taat beragama dan sekaligus sebagai warga negara Indonesia yang baik
(Integritas Diniyah dan Loyalitas Nasional).
Ruang
lingkup Pendidikan Agama
Islam secara garis besar, mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan
antara: 1) Hubungan manusia dengan Allah SWT. 2) Hubungan manusia dengan sesama
manusia. 3) Hubungan manusia dengan dirinya sendiri. 4) Hubungan manusia dengan
makhluk lain dan lingkungannya.
Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Selat Panjang merupakan salah satu lembaga
formal yang telah menetapkan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sebagai mata
pelajaran pokok untuk seluruh siswa. Dengan adanya mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam ini, siswa dapat menerapkan tujuan Pendidikan Agama Islam yang
telah di sebutkan diatas.
Penelitian
ini berkaitan dengan strategi pembelajaran PAI. Untuk mencapai tujuan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa, maka seorang guru membutuhkan
sebuah strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam agar tercapai secara
efektif dan efisien.
Strategi
dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam
rangka mencapai sasaran yang telah ditentukan. Jika dikaitkan dengan belajar
mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru-murid dalam perwujudan
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.[2]
Dalam
dunia pendidikan, strategi menurut J.R. David dapat diartikan sebagai "a plan, method, or series of activities
designed to achieves a particular educational goal". Jadi, dengan
demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.[3]
Strategi
mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Dengan
adanya strategi pembelajaran, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar: 1) dapat menetapkan
spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku, 2) menentukan pendekatan
terhadap masalah belajar mengajar, 3) memilih prosedur, metode dan teknik
belajar mengajar, dan 4) menerapkan norma dan criteria keberhasilan kegiatan
belajar mengajar.[4]
Belajar
mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai
interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai
edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu yang telah di rumuskan sebelum pengajaran dilakukan.
Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan
memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.[5]
Penelitian
tentang strategi pembelajaran telah banyak dilakukan oleh banyak orang. Namun
tidak semua strategi pembelajaran akan digunakan oleh guru di tiap sekolah.
Penelitian Pollio (1984) tentang strategi pembelajaran active learning menunjukkan bahwa siswa dalam ruang kelas hanya
memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran yang tersedia.
Sementara penelitian McKeachie (1986) menyebutkan bahwa dalam sepuluh menit
pertama perhatian siswa dapat mencapai 70%, dan berkurang sampai menjadi 20%
pada waktu 20 menit terakhir. Dan masih banyak peneliti lain dengan judulnya
sama namun beda dalam masalah dan penerapannya.
Dari
beberapa hasil peneliti tentang strategi pembelajaran yang telah disebutkan
diatas, menunjukkan bahwa secara khusus penelitian penerapan strategi pembelajaran
iklan televisi belum pernah di teliti atau dilakukan oleh orang sebelumnya.
Atas dasar ini, peneliti mengambil topik tersebut.
Penelitian
ini penting dilakukan karena mata pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan
mata pelajaran yang mengajarkan untuk mengembangkan kehidupan beragama sehingga
menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta
berakhlak mulia sebagai pribadi, anggota masyarakat, serta untuk mengikuti
pendidikan menengah. Selain itu juga, banyak permasalahan yang terjadi di
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Selat Panjang sehingga memotivasikan
peneliti untuk mengkaji penelitian ini.
Dalam
tahap pengamatan awal, peneliti menemukan gejala-gejala sebagai berikut:
a.
Ada guru yang tidak
mengerti apa itu strategi pembelajaran iklan televisi.
b.
Ada guru yang tidak
bisa menerapkan strategi pembelajaran iklan televisi.
c.
Ada guru yang tidak
mempunyai buku active learning.
d.
Ada guru yang tidak
ingin menggunakan strategi pembelajaran iklan televisi.
e.
Ada guru yang
menganggap bahwa strategi pembelajaran iklan televisi memakai waktu yang lama.
f.
Ada guru yang
menganggap bahwa strategi pembelajaran iklan televisi hanya mampu diterapkan di
Sekolah Menengah Atas (SMA).
g.
Ada guru yang
tidak mempunyai media atau alat untuk menerapkan strategi pembelajaran iklan
televisi.
Dari gejala-gejala yang
telah disebutkan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Iklan Televisi dalam mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2
Selat Panjang”.
B. Alasan
Memilih Judul
Alasan penulis memilih judul diatas dikarenakan:
a.
Masalah yang
diteliti sesuai dengan bidang ilmu yang penulis pelajari sebelumnya yaitu
Pendidikan Agama Islam.
b.
Peneliti mampu
meneliti judul diatas sesuai kemampuan yang penulis miliki.
c.
Peneliti mampu
melakukan penelitian dengan baik karena lokasi penelitian dapat di jangkau oleh
peneliti.
C.
Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul
penelitian ini, maka diperlukan adanya istilah untuk mengatasi hal tersebut.
Penelitian ini berkenaan dengan istilah:
1.
Penerapan
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI),
pengertian dari penerapan adalah pemasangan atau pengenaan, perihal
mempratekkan.[6]
Penerapan juga diartikan kemampuan menggunakan suatu
bahan yang sudah dipelajari, kedalam situasi baru seperti menerapkan dalil,
metode, prinsip atau teoritis.[7]
Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan yang dimaksud
dalam judul ini adalah menggunakan suatu aturan yang telah ditetapkan.
2.
Strategi
pembelajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi adalah
ilmu siasat perang; siasat perang; akal atau tipu muslihat untuk mencapai
sesuatu maksud dan tujuan yang telah direncanakan.[8]
Dihubungkan dengan pembelajaran, maka strategi pembelajaran berarti pola-pola
umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan yang telah digariskan.[9]
3.
Pendidikan Agama
Islam
Secara etimologis,
pengertian pendidikan islam di ambil dari Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai
sumber pendidikan islam. Dari kedua sumber tersebut, ditemukan ayat atau
hadits-hadits mengandung kata-kata atau istilah-istilah yang terkait dengan
pendidikan Islam, misalnya: Tarbiyah,
Ta’lim, Ta’dib.
Bertolak dari tinjauan etimologi ini, kata Islam yang
melekat dalam pendidikan Islam adalah pendidikan yang berwarna Islam, Pendidikan
Islam adalah pendidikan yang didasarkan agama Islam.
D. Permasalahan
Adapun masalah penelitian ini adalah penerapan
strategi pembelajaran iklan televisi dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
di SMP Negeri 2 Selat Panjang sebagai berikut:
1.
Identifikasi
Masalah
Telah disebutkan sebelumnya dalam latar belakang
masalah bahwa persoalan dalam penelitian ini adalah penerapan strategi
pembelajaran iklan televisi dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Berdasarkan persoalan yang akan diteliti, maka dapat diidentifikasikan bahwa:
a.
Minat siswa
belajar rendah akibat kejenuhan strategi pembelajaran yang terlalu monoton.
b.
Guru tidak mampu
menerapkan strategi pembelajaran iklan televisi.
c.
Kurangnya
kreativitas guru PAI untuk mencoba strategi pembelajaran yang lain.
d.
Guru tidak
mempunyai panduan buku untuk menerapkan strategi pembelajaran seperti active learning.
e.
Dan lain-lain.
2.
Pembatasan
Masalah
Untuk menghindari banyaknya persoalan-persoalan yang
akan terkait dalam penelitian ini, maka peneliti hanya akan memfokuskan pada
kurangnya penerapan strategi pembelajaran iklan televisi dalam Pendidikan Agama
Islam serta faktor-faktor yang menyebabkannya.
3.
Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan diatas,
maka dapat di simpulkan rumusan masalah sebagai berikut:
a.
Bagaimana
penerapan guru dalam menggunakan strategi pembelajaran iklan televisi pada mata
pelajaran PAI di SMP Negeri 2 Selat Panjang?
b.
Apa saja faktor
yang menyebabkan guru memiliki minat rendah dalam menggunakan strategi
pembelajaran iklan televisi?
E. Tujuan
Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diats, maka tujuan
penelitian ini dilakukan untuk:
a.
Mengetahui
penerapan guru dalam menggunakan strategi pembelajaran iklan televisi pada mata
pelajaran PAI di SMP Negeri 2 Selat Panjang.
b.
Mengetahui
faktor yang menyebabkan guru memiliki minat rendah dalam menggunakan strategi
pembelajaran iklan televisi.
F. Kerangka
Teoritis
1.
Pengertian
Strategi Pembelajaran
Strategi merupakan sebuah komponen yang sangat berpengaruh
dalam dunia pendidikan. Menurut J. R. David, strategi dalam pendidikan berarti a plan, method, or series of activies
designed to archieves a particular educational goal.[10]
Sedangkan Strategi pembelajaran PAI ini merupakan salah satu upaya untuk
menerapkan nilai-nilai ajaran agama islam yang ada pada tiap materi diserap,
dihayati, serta diamalkan oleh peserta didik.[11]
Strategi berfungsi untuk mengatur ketepatan penggunaan
berbagai metode dalam suatu pembelajaran. Strategi pembelajaran Pendidikan
Agama Islam merupakan sebuah rencana, teknik, desain, dan upaya serta penataan
proses pembelajaran sehingga potensi peserta didik dapat dimanfaatkan secara
maksimal.
2.
Strategi
Pembelajaran Active Learning
Kata active diadopsi dari bahasa inggris dengan
kata sifat yang aktif, gesit, giat, bersemangat[12] dan learning
berasal dari kata learn yang berarti mempelajari.[13] Dari kedua
kata tersebut, yaitu active dan learning dapat diartikan dengan
mempelajari sesuatu dengan active atau bersemangat dalam hal belajar.
Konsep active learning atau cara belajar siswa
aktif, dapat diartikan sebagai anutan pembelajaran yang mengarah pada
pengoptimalisasian pelibatan intelektual dan emosional siswa dalam proses
pembelajaran, diarahkan untuk membelajarkan siswa bagaimana belajar memperoleh
dan memproses perolehan belajarnya tentang pengetahuan , keterampilan, sikap dan
nilai.[14]
Active learning bukanlah sebuah ilmu dan teori tetapi merupakan salah satu strategi
partisipasi peserta didik sebagai subyek didik secara optimal sebagai peserta
didik mampu merubah dirinya (tingkah laku cara berfikir dan bersikap) secara
lebih efektif.
Keterlibatan peserta didik secara active dalam proses
pengajaran yang diharapkan adalah keterlibatan secara mental (intelektual dan emosional)
yang dalam beberapa hal yang di ikuti dengan sebuah keaktifan fisik. Sehingga
peserta didik benar-benar berperan serta dan berpartisipasi aktif dalam proses
pengajaran, dengan menempatkan kedudukan peserta didik sebagai subyek, dan
sebagai pihak yang penting dan merupakan inti dalam kegiatan belajar mengajar.[15] Pada hakikatnya
konsep ini adalah untuk mengembangkan keaktifan proses belajar mengajar baik
dilakukan guru atau siswa. Jadi dalam active learning tampak jelas
adanya guru aktif mengajar disatu pihak dan siswa aktif belajar dilain pihak.
Konsep ini bersumber dari teori kurikulum yang berpusat pada anak (child
centered curriculum).
3.
Strategi
pembelajaran secara iklan televisi
Iklan televisi merupakan strategi pembelajaran pembuka
yang baik bagi siswa yang telah mengenal satu sama lain. Aktivitas ini dapat
memunculkan semangat tim dengan cepat.[16]
Langkah-langkah prosedur iklan televisi sebagai
berikut:
a.
Bagilah siswa
menjadi tim beranggotakan tidak lebih dari 6 orang.
b.
Perintahkan tim
tersebut untuk membuat iklan tv tiga puluh detik yang menawarkan mata pelajaran
menekankan misalnya, nilai gunanya bagi mereka (atau bahkan bagi dunia!), tokoh-tokoh
terkenal yang terkait dengan materi pelajaran ini, dan sebagainya.
c.
Iklan tersebut
harus berisi slogan (misalnya, “dengan ilmu kimia, hidup menjadi lebih baik”)
dan media visual (misalnya, produk kimai terkenal).
d.
Jelaskan bahwa
dengan membuat konsep umum dan garis-garis besar iklan saja sudah cukup. Namun
jika sebuah tim ingin memperagakan iklannya, itu boleh-boleh saja.
e.
Sebelum
masing-masing tim mulai merencanakan iklannya, diskusikan karakteristik dari
beberapa iklan yang belakangan sedang terkenal untuk menyemarakkan kegiatan
(misalnya, gunakan karakter terkenal, humor, perbandingan hingga persaingan,
daya tarik seksual).
f.
Perintahkan tiap
tim untuk menyajikan gagasannya. Pujilah kreativitas semua siswa.
4.
Pengertian dan
tujuan Pendidikan Agama Islam
Menurut
etimologi kata pendidikan berasal dari kata dasar “didik” yang menurut
Poerwadaminta didik ini sama dengan mendidik, yang artinya “memelihara dan
memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan berpikir”.[17]
Kemudian kata didik itu diberi imbuhan dengan awalan “pe” dan akhiran “an”
menjadi “pendidikan” dan berubah jadi kata kerja, maka dengan demikian
pendidikan berarti perbuatan mendidik. Dari bentukan diatas, jelaslah bahwa
pendidikan merupakan latihan, ajaran, bimbingan dan pimpinan atau memberikan
pengajaran. Dan itu tentu di dalam pendidikan terdapat unsur didik dan yang
mendidik, dengan kata lain anak didik yang diberi didikan dan ada pendidik yang
memberikan pendidikan.
Sedangkan
pendidikan menurut terminologi ialah Oemar Hamalik mengemukakan: “Pendidikan
adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan
diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya.”[18]
Dari
beberapa pengertian pendidikan diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu perbuatan (usaha) dari generasi tua untuk mengalihkan
pengetahuan dan keterampilan kepada generasi muda dan juga mengalihkan
kebudayaan untuk menyiapkan mereka memenuhi hidupnya, baik jasmani maupun
rohani. Atau juga dengan kata lain pendidikan adalah suatu proses budaya yang
terjadi di samping kehidupan guna mewujudkan aneka perubahan dalam rangka
membentuk dan mengembangkan segenap potensi yang bersifat pembawaan,
intelektual dan emosional untuk kepentingan hidup dan kehidupan bagi manusia
itu sendiri dan selanjutnya membawa dampak positif bagi masyarakat.
Agama
dalam bahasa Arab adalah “Ad-din”, yang tercantum dalam al-Quran (Q.S.
Al-Maidah: 3) mengandung pengertian peraturan manusia dengan tuhan (vertikal)
dan hubungan manusia dengan manusia dalam masyarakat, termasuk dirinya sendiri
dan alam lingkungan hidupnya (horizontal).[19]
Agama
berasal dari bahasa sansekerta yang akat katanya “gam”, kedudukannya serumpun dengan kata “gaan” (dalam bahasa
Belanda) atau “go” (dalam bahasa Inggris). Gam, gaan, go itu masing-masing adalah kata kerja, yang menunjukkan
kepada pengertian pergi atau berjalan. apabila kata gam itu diberi awalan “a” dan akhiran “a” ia akan menjadi agama,
kini ia berubah bentuk menjadi kata benda yang berarti “jalan menuju”.[20] Jadi, agama adalah petunjuk jalan keselamatan yang
berisi perintah yang harus dikerjakan dan larangan yang harus ditinggalkan atau
dijauhi, disimpulkan dengan peran Rasul-Nya dan menyuruh manusia untuk berbuat
baik kepada manusia dan beribadah kepada Tuhannya.
Zakiah
Daradjat dan kawan-kawan mengemukakan
bahwa Pendidikan Agama
Islam adalah pembentukan kepribadian yang lebih banyak ditujukan kepada
perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan sesuai dengan
petunjuk ajaran Islam.[21] Dengan
demikian jelaslah bahwa Pendidikan
Agama Islam ialah suatu
usaha berupa bimbingan arahan, atau tuntunan terhadap perkembangan anak, baik
jasmani maupun rohani agar tercipta suatu kepribadian utama menurut ajaran
Islam.
Dan
yang dimaksud disini adalah Pendidikan Agama Islam (PAI) yang merupakan salah
satu mata pelajaran
yang wajib diajarkan pada sekolah umum, penanaman ini sangat umum karena di
dalamnya mengandung sejumlah materi yang menyangkut kepada berbagai bidang
keislaman, baik tauhid, fiqih, dan akhlak.
Tujuan pendidikan Islam harus berorientasi pada
hakikat pendidikan yang meliputi beberapa aspek, misalnya: Pertama, tujuan
dan tugas hidup manusia. Manusia hidup bukan karena kebetulan dan sia-sia. Ia
diciptakan dengan membawa tujuan dan tugas hidup tertentu. Tujuan diciptakan
manusia hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT. Indikasi tugasnya berupa ibadah
dan tugas sebagai wakil-Nya dimuka bumi. Kedua, memerhatikan sifat-sifat
dasar manusia, yaitu konsep tentang manusia sebagai makhluk unik yang mempunyai
beberapa potensi bawaan, seperti fitrah, bakat, minat, sifat, dan karakter,
yang berkecenderungan pada al-hanief (rindu akan kebenaran dari Tuhan)
berupa agama Islam sebatas kemampuan, kapasitas, dan ukuran yang ada. Ketiga,
tuntutan masyarakat. Tuntutan ini baik berupa pelestarian nilai-nilai
budaya yang telah melembaga dalam kehidupan suatu masyarakat, maupun pemenuhan
terhadap tuntutan kebutuhan hidupnya dalam mengantisipasi perkembangan dunia
modern. Keempat, dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam. Dimensi
kehidupan ideal Islam mengandung nilai yang dapat meningkatkan kesejahteraan
hidup manusia di dunia untuk mengelola dan memanfaatkan dunia sebagai bekal
kehidupan di akhirat, serta mengandung nilai yang mendorong manusia berusaha
keras untuk meraih kehidupan diakhirat yang lebih membahagiakan, sehingga
manusia dituntut agar tidak terbelenggu oleh rantai kekayaan duniawi atau
materi yang dimiliki.[22]
Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah sesuatu yang
diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai. Karena
pendidikan merupakan suatu usaha dan kegiatan yang berproses melalui
tahap-tahap dan tingkatan-tingkatan, tujuannya bertahap dan bertingkat. Tujuan
pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap, tetapi merupakan suatu
keseluruhan dari kepribadian seseorang, berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya.
G. Konsep
Operasional
Dalam kajian ini menjelaskan tentang penerapan
strategi pembelajaran iklan televisi dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Sehingga variabel dalam penelitian ini yaitu strategi pembelajaran mata
pelajaran pendidikan agama islam. Strategi pembelajaran PAI adalah
salah satu upaya atau rencana untuk menerapkan nilai-nilai
ajaran agama Islam yang ada pada tiap materi mampu diserap, dihayati, serta
diamalkan oleh peserta didik.[23]
Jadi, yang dimaksud penerapan strategi pembelajaran
PAI adalah sebuah kemampuan untuk mengimplementasikan rencana yang akan
diajarkan agama islam melalui materi yang mampu diserap, dihayati, serta
diamalkan oleh peserta didik.
Indikator penerapan strategi pembelajaran dalam mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah:
a.
Ingin semangat
dalam mengikuti proses pembelajaran dalam mata pelajaran PAI.
b.
Kreatif strategi
pembelajaran oleh guru mata pelajaran PAI.
c.
Mudah mengerti
dengan materi pelajaran PAI.
d.
Mendapat
pemahaman cepat.
e.
Efektif strategi
pembelajaran iklan televisi.
Penerapan strategi
pembelajaran iklan televisi dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ini di
klasifikasi ke kategori: sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik yang
didapatkan melalui persentase hasil penelitian yaitu sebagai berikut:
a.
Sangat Baik (76 %
- 100 %).
b.
Baik (51 % - 75 %).
c.
Cukup baik (26 %
- 50 %).
d.
Kurang baik (0 %
- 25 %).
H. Metode
Penelitian
1.
Pendekatan
Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, kualitatif deskriptif yaitu
prosedur penelitian data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Peneliti memaparkan hasil
penelitiannya dengan kata-kata. Pada penelitian ini, subyek penelitiannya
adalah siswa dan guru SMP Negeri 2
Selat Panjang.
2.
Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 di Selat
Panjang. Pemilihan lokasi ini dikarenakan bahwa masalah yang akan diteliti terdapat
di lokasi tersebut. Waktu penelitian ini dilakukan pada tanggal 2 Januari 2017
bertepatan pada hari Senin.
3.
Objek dan Subjek
Objek penelitian ini adalah strategi pembelajaran
iklan televisi dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dan subjek dari penelitian
ini adalah guru.
4.
Teknik
pengumpulan data
Data penelitian yang dikumpulkan melalui teknik-teknik
sebagai berikut:
a.
Observasi: yaitu
peneliti langsung mengamati objek kajian yang akan diteliti. Dalam observasi
ini, peneliti menyiapkan instrumen berupa check
list. Objek yang akan di observasi adalah strategi pembelajaran iklan
televisi ketika proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
b.
Wawancara: yaitu
peneliti melakukan tanya jawab kepada subjek penelitian. Subjek penelitian
bersumber dari guru dan siswa yang mengikuti proses pembelajaran Pendidikan
Agama Islam. Wawancara yang akan ditanya jawab tentang penerapan strategi
pembelajaran iklan televisi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
c.
Angket: yaitu
sebuah lembaran pertanyaan singkat yang di berikan kepada siswa tentang
penerapan strategi pembelajaran iklan televisi pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam.
5.
Teknik analisis
data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah deskriktif kualitatif dengan persentase (%). Dalam deksriktif
kualitatif persentase ini terdapat dua teknik yang akan dijelaskan secara
kualitatif (naratif/narasi) dan secara kuantitatif (angka-angka). Teknik secara
kualitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara, angket dan
lain-lainnya yang kemudian dijadikan sebagai kesimpulan penelitian dalam bentuk
narasi. Sedangkan teknik kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari observasi,
hasil prestasi belajar dan lainnya yang akan dijelaskan secara persentase.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad
Daud. (2005). Pendidikan
Agama Islam.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Daradjat, Zakiah. (2006). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
(1995). Kamus Besar
Bahasa Indonesia Edisi Kedua.
Jakarta: Balai Pustaka.
Dimyati,
Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT.
Rineka
Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (2006). Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Echols, John M.,
dan
Hassan Shadily. (2005).
Kamus
Inggris Indonesia
: An English – Indonesian Dictionary. Jakarta: PT. Gramedia.
Hamalik, Oemar. (2001).
Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Hardini, Isriani, dan Dewi
Puspitasari. (2012). Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep,
dan Implementasi). Yogyakarta: Familia.
Hasbullah. (1991). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2009).
Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik
Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
Kurniawan, Dwi Adi. (2001).
Kamus
Praktis Bahasa Indonesia.
Surabaya: Fajar
Mujib, Abdul dan Jusuf
Mudzakkir. (2006). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada
Media.
Nuraini, Indah. (2010). Kamus Bahasa Indonesia. Bogor: CV. Duta
Grafika.
Rohani, Ahmad. (1995). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT.
Rineka
Cipta.
Sanjaya, Wina. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Silbermen, Melvin L. (2006).
Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa
Aktif. Cet. ke-3. Bandung: Nusamedia.
Sudirman. (1992). Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Cet. ke-15. Bandung: Alfabeta.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.
(1990). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Bandung: Balai Pustaka.
Zein, Mas’ud, Tohirin, dan
Risnawati. (2007). Modul Diklat
Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah. Pekanbaru: Institut Agama
Islam Negeri Imam Bonjol Padang dan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau.
[2] Syaiful Bahri Djamarah dan Azwin Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. III, h. 5.
[3] Wina Sanjaya, Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Bandung: Kencana Prenada Media Group,
2009), Cet. IV, h. 126.
[11] Isriani
Hardini dan Dewi Puspitasari, Strategi
Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep, dan Implementasi), (Yogyakarta: Familia,
2012), h. 211.
[12] John M.
Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia: An English – Indonesian
Dictionary, (Jakarta: PT.
Gramedia, 2005), h. 9.
[16] Melvin L.
Silberman, Active Learning: 101 Cara
Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nusamedia, 2006), Cet. III, h. 74.
[17] Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), h.
656.
[18] Oemar Hamalik, Proses Belajar
Mengajar, (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2001), h. 79.
[20] Tim Penyusun Kamus Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Bandung: Balai Pustaka, 1990), h. 10.
[22]
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan
Islam, (Jakarta: Kencana
Prenada Media, 2006), h. 71-72.
Comments
Post a Comment