Evaluasi dalam Psikologi Belajar



BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
          Dalam kehidupan sehari – hari kita sering mendengar kata “Evaluasi”. Tidak hanya itu, dalam aktivitas belajar pun kita sering mendengar kata tersebut. Perlunya Evaluasi dalam aktivitas belajar karena dengan evaluasi kita dapat mengetahui apakah tujuan belajar yang telah ditetapkan dapat tercapai atau tidak. Melalui Evaluasi, dapat diketahui kemajuan – kemajuan belajar yang dialami oleh anak, dapat ditetapkan keputusan penting mengenai apa yang diperoleh dan diketahui anak, serta dapat merencanakan apa yang seharusnya dilakukan pada tahap berikutnya.
          Maka dari itulah kami menyusun makalah ini untuk memberi penjelasan sedikit tentang Evaluasi dalam Psikologi Belajar. Selain itu, makalah ini juga ditujukan sebagai tugas mata kuliah Psikologi Umum.
1.2     Rumusan Masalah
1.     Apa Pengertian Evaluasi?
2.     Apa Tujuan dan Fungsi Evaluasi?
3.     Apa saja Jenis – Jenis Evaluasi?
4.     Bagaimana Peranan Psikologi Belajar dalam Kegiatan Evaluasi?
1.3     Tujuan Masalah
1.     Untuk mengetahui Pengertian Evaluasi
2.     Untuk mengetahui Tujuan dan Fungsi Evaluasi
3.     Untuk mengetahui Jenis – Jenis Evaluasi
4.     Untuk mengetahui Peranan Psikologi Belajar dalam Kegiatan Evaluasi







BAB II
PEMBAHASAN
EVALUASI DALAM PSIKOLOGI BELAJAR
2.1     Pengertian Evaluasi
          Aktivitas belajar, perlu diadakan evaluasi. Hal ini penting karena dengan evaluasi kita dapat mengetahui apakah tujuan belajar yang telah ditetapkan dapat tercapai atau tidak. Melalui evaluasi, dapat diketahui kemajuan – kemajuan belajar yang dialami oleh anak, dapat ditetapkan keputusan penting mengenai apa yang telah diperoleh dan diketahui anak, serta dapat merencanakan apa yang seharusnya dilakukan pada tahap berikutnya.[1][1]
Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang secara bahasa diartikan penilaian atau penaksiran (Echols dan Shadily, 1992). Menurut Miller (2008), evaluasi diartikan sebagai “a qualitative judgement that uses measurement results from test and assesment information to assign grades” (suatu pertimbangan kualitatif yang menggunakan hasil pengukuran lewat informasi tes dan asesmen untuk menentukan kualitas). Daniel L. Stufflebeam dan Anthony J. Shinkfield (1985) secara singkat merumuskan evaluasi sebagai berikut : “evaluation is the systematic assessment of the worth or merit of some objects”. (Evaluasi adalah penilaian sistematis tentang harga tau jasa beberapa objek). Dengan demikian maka evaluasi antara lain merupakan kegiatan membandingkan tujuan dengan hasil dan juga merupakan studi yang mengombinasikan penampilan penampilan dengan suatu nilai tertentu.[2][2]
          Sejalan dengan pendapat – pendapat di atas, Tim Depdiknas (2004) mengemukakan evaluasi atau penilaian adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Dari pengertian ini kita dapat mengambil pengertian, bahwa penilaian hasil belajar ujungnya adalah pada kegiatan pengambilan keputusan tentang proses dan hasil belajar. Untuk dapat mengambil keputusan secara tepat tentang hasil belajar tersebut perlu didukung oleh data secara akurat dan terpercaya. Data ini dikumpulkan melalui kegiatan pengukuran terhadap hasil belajar baik dengan menggunakan instrumen tes maupun nontes. Jadi, maksud penilaian adalah memberi nilai tentang kualitas sesuatu. Penilaian tidak hanya sekedar mencari jawaban terhadap pertanyaan tentang apa, tetapi lebih diarahkan kepada menjawab pertanyaan bagaimana atau seberapa jauh suatu proses atau suatu hasil yang diperoleh seseorang atau suatu program. Penilaian di sini diartikan sebagai padanan kata evaluasi. Memang ada sebagian pendapat yang menyatakan istilah evaluasi (evaluasi pendidikan) umumnya digunakan untuk kegiatan pendidikan yang cakupannya lebih luas dan objek yang dinilai pun juga lebih kompleks, misalnya evaluasi pendidikan secara nasional atau regional. Sedangkan istilah penilaian digunakan pada cakupan sekolah atau kelas dengan objek yang terbatas terkait dengan proses dan hasil  kegiatan belajar mengajar. [3][3]
2.2     Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Tujuan evaluasi dapat dilihat dari dua segi, tujuan umum dan tujuan khusus. L. Pasaribu dan Sinjutak, menegaskan bahwa :
1.        Tujuan umum dari evaluasi adalah sebagai berikut :
·       Mengumpulkan data – data yang membuktikan taraf kemajuan murid dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
·       Memungkinkan pendidik/guru menilai aktivitas/pengalaman yang didapat.
·       Menilai metode mengajar yang dipergunakan.
2.        Tujuan khusus dari evaluasi adalah berikut ini :
·       Merangsang kegiatan siswa.
·       Menemukan sebab – sebab kemajuan atau kegagalan.
·       Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan, perkembangan dan bakat siswa yang bersangkutan.
·       Memperoleh bahwa laporan tentang perkembangan siswa yang diperlakukan orang tua dan lembaga pendidikan.
·        Memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar dan metode belajar.[4][4]
Selain itu, secara umum tujuan evaluasi hasil belajar diarahkan pada dua hal,  yaitu : untuk mendapatkan data yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan belajar yang dicapai oleh para peserta didik, setelah mereka mengikuti  proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu (Depdiknas, 2002). Dengan kata lain, tujuan umum dari evaluasi dalam pendidikan adalah untuk memperoleh data pembuktian, yang akan menjadi petunjuk sampai di mana tingkat kemampuan dan tingkat keberhasilan peserta didik dalam percapaian kompetensi – kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum, setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Tujuan lain evaluasi hasil belajar adalah diarahkan untuk mengetahui tingkat efektivitas dari program pembelajaran yang disusun oleh guru serta proses pembelajaran yang telah diselenggarakan (Depdiknas, 2002). Program pembelajaran itu misalnya menyangkut perumusan materi pembelajaran, pemilihan metode pembelajaran, media, sumber belajar, dan rancangan sistem penilaian yang dipilih. Proses pembelajaran menyangkut sejauh mana pelaksanaan dari program pembelajaran yang disusun oleh guru itu berjalan dengan lancar dan secara efektif mengantarkan para peserta didik menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Untuk menetapkan efektivitas program dan proses pembelajaran ini adalah dengan melihat seberapa besar jumlah peserta didik dalam suatu kelas telah mencapai ketuntasan belajar. Sesuai dengan konsep belajar tuntas, sebuah program dan proses pembelajaran dikatakan efektif bila minimal 75% dari jumlah peserta didik dalam suatu kelas yang diajar oleh guru telah mencapai ketuntasan belajar.[5][5]
Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar – mengajar, evaluasi mempunyai fungsi yang amat penting, yaitu :
1.        Untuk memberikan umpan balik (feedback) kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar – mengajar, serta mengadakan perbaikan program bagi murid.
2.        Untuk memberikan angka yang tepat tentang kemajuan atau hasil belajar dari setiap murid. Antara lain digunakan dalam rangka pemberian laporan kemajuan belajar murid kepada orang tua, penentuan kenaikan kelas serta penentuan lulus tidaknya seorang murid.
3.        Untuk menentukan murid di dalam situasi belajar – mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat kemampuan (dan karakteristik lainnya) yang dimiliki oleh murid.
4.          Untuk mengenal latar belakang (psikologis, fisik, dan lingkungan) murid yang mengalami kesulitan belajar, nantinya dapat dipergunakan sebagai dasar dalam pemecahan kesulitan – kesulitan belajar yang timbul.[6][6]
2.3     Jenis – Jenis Evaluasi
Biasanya evaluasi dapat dibagi menjadi 4 jenis, yaitu evaluasi formatif, sumatif, placement, dan diagnostik. Keempat jenis evaluasi tersebut, secara singkat akan dibahas dari segi fungsi, tujuan aspek yang dinilai dan waktu pelaksanaannya.
1.      Evaluasi Formatif
·       Fungsi : untuk memperbaiki proses belajar mengajar ke arah yang lebih baik, atau memperbaiki program satuan pelajaran yang telah digunakan.
·       Tujuan : untuk mengetahui hingga di mana penguasaan murid tentang bahan yang telah diajarkan dalam suatu program satuan pelajaran.
·       Aspek – aspek yang dinilai : yang berkenaan dengan hasil kemampuan belajar murid, meliputi : pengetahuan, keterampilan, sikap dan penguasaan terhadap bahan pelajaran yang telah disajikan.
·       Waktu pelaksanaan : setiap akhir pelaksanaan satuan program belajar mengajar.
2. Evaluasi Sumatif
·       Fungsi : untuk menentukan angka/nilai murid yang telah mengikuti program pengajaran dalam satu caturwulan, semester, akhir tahun atau akhir dari suatu program bahan pengajaran dari suatu unit pendidikan. Di samping itu, untuk memperbaiki situasi proses belajar mengajar ke arah yang lebih baik serta untuk kepentingan penilaian selanjutnya.
·       Tujuan : untuk mengetahui taraf hasil belajar yang dicapai oleh murid setelah menyelesaikan program bahan pengajaran dalam suatu catur wulan, semester, akhir tahun atau akhir suatu program bahan pengajaran pada suatu unit pendidikan tertentu.
·       Aspek – aspek yang dinilai : kemajuan belajar, meliputi : pengetahuan, keterampilan, sikap dan penguasaan murid tentang materi pelajaran yang sudah diberikan.
·       Waktu pelaksanaan : akhir caturwulan, semester, atau akhir tahun.
3.        Evaluasi Placement (penempatan)
·       Fungsi : untuk mengetahui keadaan anak termasuk keadaan seluruh pribadinya, agar anak tersebut dapat ditempatkan pada posisi yang tepat.
·       Tujuan : untuk menempatkan anak didik pada kedudukan yang sebenarnya, berdasarkan bakat, minat, kemampuan, kesanggupan serta keadaan – keadaan lainnya, sehingga anak tidak mengalami hambatan dalam mengikuti setiap program/bahan yang disajikan guru.
·       Aspek – aspek yang dinilai : meliputi : keadaan fisik, psikis, bakat, kemampuan/pengetahuan, keterampilan, sikap dan lain – lain aspek yang dianggap perlu bagi kepentingan pendidikan anak selanjutnya.
·       Waktu pelaksanaan : penilaian ini sebaiknya dilaksanakan sebelum anak mengikuti proses belajar – mengajar yang permulaan. Atau anak tersebut baru akan mengikuti pendidikan di suatu tingkat tertentu.
4.    Evaluasi Diagnostik
·       Fungsi : untuk mengetahui masalah – masalah apa yang diderita atau yang mengganggu anak didik, sehingga ia mengalami kesulitan, hambatan atau gangguan ketika mengikuti program tertentu. Dan bagaimana usaha untuk memecahkannya.
·       Tujuan : untuk mengatasi/membantu pemecahan kesulitan atau hambatan yang dialami anak didik waktu mengikuti kegiatan belajar – mengajar pada suatu bidang studi atau keseluruhan program pengajaran.
·       Aspek – aspek yang dinilai : hasil belajar, latar belakang kehidupan anak, keadaan keluarga, lingkungan, dan lain – lain.
·       Waktu pelaksanaan : dapat dilaksanakan setiap saat sesuai dengan kebutuhan.[7][7]
2.4     Peranan Psikologi Belajar dalam Kegiatan Evaluasi
Psikologi belajar pada dasarnya adalah membicarakan aspek – aspek psikologi yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, sedangkan evaluasi belajar adalah suatu aktivitas untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan belajar maka dapat dikatakan bahwa psikologi belajar akan mendasari segala kegiatan yang menyangkut evaluasi belajar.
Istilah “kegiatan: di sini mencakup hal – hal sejak dari :
·            Persiapan, pelaksanaan sampai pada follow up
·            Penetapan tujuan
·            Pemilihan jenis evaluasi
·            Pemilihan alat yang digunakan dalam evaluasi
·            Penyusunan materi/isi evaluasi itu sendiri.
Seorang evaluator yang memahami psikologi belajar akan senantiasa memperhitungkan aspek – aspek psikologis anak yang akan dievaluasi sejak dari persiapan sampai pada pelaksanaan dan tindak lanjutnya.
Misalnya :
·            Kepada anak umur berapa evaluasi diberikan.
·            Kepada anak yang bermental, bagaimana
·            Kepada anak kelas berapa
·            Kepada anak yang berminat dalam bidang apa
·            Kepada anak yang latar belakang keluarganya bagaimana, dan lain – lain
Hal – hal tersebut ikut diperhitungkan dalam rangka kegiatan evaluasi.[8][8]
Selanjutnya dalam follow up – nya pun aspek – aspek psikologis tersebut harus tetap diperhitungkan. Misalnya :
Jika anak ternyata tidak berhasil dalam mengikuti evaluasi, kita tidak akan cepat mengatakan bahwa si A adalah tolol, akan tetapi perlu dicari faktor – faktor penyebab sehingga anak tersebut gagal dalam mengikuti evaluasi. Mungkin karena materi/bobot evaluasinya tidak sesuai, barangkali kesehatan anak sedang terganggu dan sebagainya.
Sebaliknya seorang evaluator yang tidak memahami pentingnya psikologi belajar, maka apa yang dilakukan dalam mengadakan evaluasi biasanya hanya bersandar pada keinginan semata – mata, tanpa memperhitungkan pada kemampuan anak maupun aspek – aspek lain yang semestinya diperhitungkan.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa dengan psikologi belajar kita akan memiliki dan memilih menyusun evaluasi secara tepat, memilih dan menyusun program belajar – mengajar secara tepat, dapat memperhitungkan kemungkinan faktor – faktor penghambat dan penunjang belajar anak, serta dapat membantu membimbing dan mengatasi segala kesulitan yang dihadapi anak dalam belajar. Pada gilirannya kita akan dapat mengarahkan pertimbangan dan perkembangan anak secara wajar dalam rangka mencapai tujuan hidup yang lebih baik.[9][9]











BAB III
PENUTUP
3.1     Kesimpulan
·       Evaluasi atau penilaian adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
·       Tujuan umum dari evaluasi adalah sebagai berikut :
a.    Mengumpulkan data – data yang membuktikan taraf kemajuan murid dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
b.    Memungkinkan pendidik/guru menilai aktivitas/pengalaman yang didapat.
c.    Menilai metode mengajar yang dipergunakan.
·       Tujuan khusus dari evaluasi adalah berikut ini :
a.    Merangsang kegiatan siswa.
b.    Menemukan sebab – sebab kemajuan atau kegagalan.
c.    Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan, perkembangan dan bakat siswa yang bersangkutan.
d.   Memperoleh bahwa laporan tentang perkembangan siswa yang diperlakukan orang tua dan lembaga pendidikan.
·       Fungsi – fungsi Evaluasi :
a.    Untuk memberikan umpan balik (feedback) kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar – mengajar, serta mengadakan perbaikan program bagi murid.
b.    Untuk memberikan angka yang tepat tentang kemajuan atau hasil belajar dari setiap murid.
c.    Untuk menentukan murid di dalam situasi belajar – mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh murid.
d.   Untuk mengenal latar belakang (psikologis, fisik, dan lingkungan) murid yang mengalami kesulitan belajar.
·       Jenis – jenis Evaluasi :
a.  Evaluasi Formatif : untuk mengetahui hingga di mana penguasaan murid tentang bahan yang telah diajarkan dalam suatu program satuan pelajaran.
b.  Evaluasi Sumatif : untuk mengetahui taraf hasil belajar yang dicapai oleh murid setelah menyelesaikan program bahan pengajaran dalam suatu catur wulan, semester, akhir tahun atau akhir suatu program bahan pengajaran pada suatu unit pendidikan tertentu.
c.  Evaluasi Placement (penempatan) : untuk menempatkan anak didik pada kedudukan yang sebenarnya, berdasarkan bakat, minat, kemampuan, kesanggupan serta keadaan – keadaan lainnya, sehingga anak tidak mengalami hambatan dalam mengikuti setiap program/bahan yang disajikan guru.
d.  Evaluasi Diagnostik : untuk mengatasi/membantu pemecahan kesulitan atau hambatan yang dialami anak didik waktu mengikuti kegiatan belajar – mengajar pada suatu bidang studi atau keseluruhan program pengajaran.
3.2     Saran
          Dengan sangat menyadari bahwa makalah kami  masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami menyarankan kepada pembaca  untuk memberikan saran serta kritikan dalam memperbaiki makalah kami untuk yang akan datang.










DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dkk. ”Psikologi Belajar”. Jakarta : Rineka Cipta, 2013.
M.Pd, Dr. Sukiman. “Pengembangan Sistem Evaluasi”. Yogyakarta : Insan Madani, 2012.


 




[1][1] Drs. H. Abu Ahmadi, dkk. “Psikologi Belajar”. (Jakarta : Rineka Cipta, 2013), hlm. 198
[2][2] Dr. Sukiman, M.Pd. “Pengembangan Sistem Evaluasi”. (Yogyakarta : Insan Madani, 2012), hlm. 4
[3][3] Ibid., hlm. 4-5
[4][4] Drs. H. Abu Ahmadi, dkk. “Psikologi Belajar”. (Jakarta : Rineka Cipta, 2013), hlm. 199-200
[5][5] Dr. Sukiman, M.Pd. “Pengembangan Sistem Evaluasi”. (Yogyakarta : Insan Madani, 2012), hlm. 12
[6][6] Drs. H. Abu Ahmadi, dkk. “Psikologi Belajar”. (Jakarta : Rineka Cipta, 2013), hlm. 200-201
[7][7] Ibid., hlm. 201-203
[8][8] Ibid., hlm. 203-204
[9][9] Ibid., hlm. 204-205

Comments

Popular Posts