LAPORAN PENELITIAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA



LAPORAN PENELITIAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS VI SDN 02 SELATPANJANG
Diajukan sebagai tugas mandiri diagnosa kesulitan belajar
DISUSUN OLEH :
MAKHOLISH             : 1210.1584
NURATIKA                 : 1210.14.1614
NAZIRA                       : 1210.14.1605
MAE SYAFITRI          : 1210.14.1583
JURUSAN                    : TARBIYAH
SEMESTER                 : IV (empat)
KELAS                         : D
DOSEN PENGAMPU : SURAHMAN, M.Pd.I


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM(STAI)
NURUL HIDAYAH SELATPANJANG
2016


Kata Pengantar
Puji syukur kepada Allah swt. Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya penyusun mampu  menyelesaikan  tugas  penelitian ini guna memenuhi tugas kelompok dalam mata kuliah Diagnosis Kesulitan Belajar dengan judul “Laporan Penelitian Diagnosis Kesulitan Belajar”.
            Tujuan penulis dalam pembuatan penelitan ini untuk memenuhi tugas kelompok kuliah yang telah diberikan oleh Dosen Surahman, M.Pd.I. Dan juga bertujuan untuk mempelajari ilmu Diagnosis Kesulitan Belajar yang sebagai mata kuliah pembelajaran saat ini.
            Dalam penyusunan penelitian ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Penulis juga berterimakasih kepada pendukung, kerabat, orang tua, teman  dan orang terdekat yang telah memberikan dukungan, kritik dan saran. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan mudah dan cepat.
Semoga penelitian ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa STAI Nurul Hidayah Selat Panjang. Penulis sadar bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu,  kepada  dosen  pembimbing  penulis  meminta  masukannya  demi  perbaikan  pembuatan  karya ilmiah penelitian  penulis  di  masa  yang  akan  datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Selatpanjang, 20 Februari 2016

                                                                                                Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................................................... i
Daftar Isi    ............................................................................................................ ii
BAB I Pendahuluan  ............................................................................................ 1
A.      Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
Bab II Tinjauan Teoritis Diagnosis Kesulitan Belajar ........................................... 2
A.       Pengertian Kesulitan Belajar............................................................... 2
B.       Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar............................................ 2
Bab III Pelaksanaan Diagnosis Kesulitan Belajar................................................. 6
A.       Identifikasi Kasus............................................................................... 6
B.       Melokalisasi Sifat dan Jenis Kasus..................................................... 6
C.       Melokalisasi Faktor dan Penyebab Kasus........................................... 9
D.       Menetapkan Kemungkinan Jenis Bantuan yang diberikan............... 13
E.        Pelaksanaan Bantuan........................................................................ 14
F.        Evaluasi dan Tindak Lanjut.............................................................. 15
Bab IV Penutup................................................................................................... 18
A.       Kesimpulan....................................................................................... 18
B.       Saran................................................................................................. 18
Daftar Kepustakaan ............................................................................................ 19
Bukti Dokumentasi Penelitian Diagnosis Kesulitan Belajar................................ 20
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
          Dunia pendidikan mengartikan diagnosis kesulitan belajar sebagai segala usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis dan sifat kesulitan belajar. Juga mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar serta cara menetapkan dan kemungkinan mengatasinya, baik secara kuratif (penyembuhan) maupun secara preventif (pencegahan) berdasarkan data dan informasi yang subjektif.
          Dengan demikian, semua kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menemukan kesulitan belajar termasuk kegiatan diagnosa. Perlunya diadakan diagnosis belajar karena berbagai hal. Pertama, setiap siswa hendaknya mendapat kesempatan dan pelayanan untuk berkembang secara maksimal. Kedua, adanya perbedaan kemampuan, kecerdasan, bakat, minat dan latar belakang lingkungan masing-masing siswa. Ketiga, sistem pengajaran di sekolah seharusnya memberi kesempatan pada siswa untuk maju sesuai dengan kemampuannya. Dan keempat, untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi oleh siswa, hendaknya guru beserta BK lebih intensif dalam menangani siswa dengan menambah pengetahuan, sikap yang terbuka dan mengasah ketrampilan dalam mengidentifikasi kesulitan belajar siswa.
          Belajar merupakan tugas utama siswa, di samping tugas-tugas yang lain. Keberhasilan dalam belajar bukan hanya diharapkan oleh siswa yang bersangkutan, tetapi juga oleh orang tua, guru, dan juga masyarakat. Tentu saja yang diharapkan bukan hanya berhasil, tetapi berhasil secara optimal. Untuk itu diperlukan persyaratan yang memadai, yaitu persyaratan psikologis, biologis, material, dan lingkungan sosial yang kondusif.



BAB II
TINJAUAN TEORETIS DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR
A.    Pengertian Kesulitan Belajar
          Ahmadi dan Supriyono (2004, h.77) menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah dalam keadaan dimana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Sedangkan menurut Djamarah (2002, h.200) kesulitan belajar adalah masalah yang mengganggu keberhasilan siswa dalam keberhasilan belajarnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu keadaan siswa yang memiliki masalah sehingga tidak bisa belajar sebagaimana mestinya yang berdampak pada keberhasilan belajar.
B.       Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar
          Keberhasilan belajar siswa itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal (yang bersumber dari dalam diri sendiri) maupun eksternal (yang bersumber dari luar atau lingkungan).
a.        Faktor Internal
          Ada berbagai faktor yang harus dipenuhinya  agar belajarnya berhasil. Syarat-syarat itu meliputi fisik dan psikis. Yang termasuk faktor  fisik, diantaranya: nutrisi (gizi makanan), kesehatan dan keberfungsian fisik (terutama panca indera). Kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah, dan kurang bisa konsentrasi. Penyakit juga dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, apabila penyakit itu bersifat kronis atau terus-menerus dan mengganggu kenyamanan. Panca indera pun sangat berpengaruh terhadap belajar, karena merupakan pintu gerbang masuknya informasi dari luar. Oleh karena itu, pemeliharaan yang intensif sangat penting bagi individu. Sementara yang masuk faktor  psikis diantaranya adalah kecerdasan, motivasi, minat, sikap dan kebiasaan belajar, dan suasana emosi. Apabila kedua faktor tersebut tidak terpenuhi atau mengalami gangguan, maka kemungkinan besar individu akan mengalami kesulitan belajar.
          Menurut W.H. Burton (Syamsu Yusuf LN dkk., 1992) factor internal yang mengakibatkan kesulitan belajar adalah sebagai berikut.
1.        Ketidakseimbangan mental atau gangguan fungsi mental: (a) kurangnya kemampuan mental yang bersifat potensial (kecerdasan); (b) kurangnya kemampuan mental, seperti kurang perhatian, adanya kelainan, lemah dalam berusaha, menunjukkan kegiatan yang berlawanan, kurangnya energy untuk bekerja karena kekurangan makanan yang bergizi, kurangnya penguasaan terhadap kebiasaan belajar dan hal-hal fundamental; (c) kesiapan diri yang kurang matang.
2.        Gangguan fisik: (a) kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat-alat bicara; dan (b) gangguan kesehatan (sakit-sakitan).
3.        Gangguan emosi: (a) merasa tidak aman; (b) kurang bisa menyesuaikan diri, baik dengan orang, situasi, maupun kebutuhan; (c) adanya perasaan yang kompleks (tidak karuan), perasaan takut yang berlebihan (phobi), perasaan ingin melarikan diri atau menghindar dari masalah yang dialami; dan (d) ketidak matangan emosi.
b.       Faktor  Eksternal
          Faktor ini meliputi aspek-aspek sosial dan nonsosial. Yang dimaksud dengan faktor social adalah faktor manusia, baik yang hadir secara langsung (bertatap muka atau berkomunikasi langsung), maupun kehadirannya secara tidak langsung, seperti: berupa foto,suara (nyanyian, pembicaraan), dalam radio, TV, dan tape recorder . sedangkan yang termasuk faktor nonsosial adalah: keadaan suhu udara (panas, dingin), waktu (pagi, siang, malam), suasana lingkungan (sepi, bising, atau ramai), keadaan tempat ( kualitas gedung, luas ruangan, kebersihan, ventilasi, dan kelengkapan mebeler), kelengkapan alat-alat atau fasilitas belajar (ATK, alat peraga, buku-buku sumber, dan media komunikasi belajar lainnya). Jadi jelas bahwa dalam kegiatan belajar ini banyak masalah-masalah yang timbul terutama yang dirasakan oleh siswa sendiri.
          Sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar dalam membantu siswa agar mereka berhasil dalam belajar. Untuk itu hendaknya sekolah memberikan bantuan kepada siswa dalam kegiatan belajar. Disinilah penting dan perlunya program bimbingan dan konseling untuk membantu agar mereka berhasil dalam belajar. Layanan bantuan yang seyogianya diberikan kepada para siswa adalah bimbingan belajar. Bimbingan belajar ini meliputi beberapa kegiatan layanan, baik yang bersifat preventif maupun kuratif.
          Layanan yang bersifat preventif diantaranya dengan pemberian layanan informasi sebagai berikut.
a.         Sikap dan kebiasaan belajar yang positif.
b.        Cara membaca buku yang efektif.
c.         Cara membuat catatan pelajaran.
d.        Cara mengikuti kegiatan belajar di dalam dan di luar sekolah.
e.         Cara belajar kelompok.
f.         Teknik menyusun laporan.
          Adapun bimbingan belajar yang bersifat kuratif adalah layanan bantuan bagi para siswa yang memiliki masalah atau kesulitan belajar. Untuk membantu mereka, maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.
a.        Mengidentifikasi kasus, dengan cara (a) membandingkan nilai setiap siswa dengan nilai batas lulus kelompok, dan (b) menerima laporan dari setiap guru atau wali kelas tentang aktivitas belajar setiap siswa yang diduga bermasalah atau kesulitan dalam belajar.
b.        Mengidentifikasi letaknya masalah, dengan cara (a) melihat kawasan tujuan belajar mana yang belum tercapai, dan (b) melihat ruang lingkup atau bahan ajar mana yang belum dikuasai.
c.        Mengidentifikasi factor-faktor penyebab kesulitan belajar (diagnosis). Factor-faktor penyebab ini dapat diklasifikasikan ke dalam dua factor, yaitu: internal (yang berasal atau bersumber dari diri siswa itu sendiri) dan eksternal (yang bersumber dari luar atau lingkungan).
d.       Prognosis,mengambil kesimpulan dan keputusan serta meramalkan kemungkinan penyembuhannya.
e.        Treatment, pemberian layanan bantuan sesuai dengan prognosis yang telah dilakukan.

















BAB III
PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR
LAPORAN KEGIATAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA
KELAS VI SDN 02 SELAT PANJANG
A.      Identifikasi Kasus
1.      Pengumpulan Data
           Dalam proses ini, kami melakukan pengumpulan data yaitu dengan cara menemukan murid yang siapa saja memiliki kesulitan dalam belajar. Adapun data yang kami kumpulkan selama proses penelitian adalah data nilai murid MID kelas VI Semester 1 yang bersumber dari guru kelas, yang mana secara teoritis kami menemukan murid yang mempunyai angka nilai atau prestasi yang berada di bawah batas kelulusan sehingga kami dapat menyimpulkan bahwa murid tersebut adalah murid mengalami kesulitan belajar. Kegiatan penelitian diagnosis kesulitan belajar ini kami lakukan selama 2 hari yaitu tanggal 18 dan 19 April 2016.
2.      Pengolahan data
           Berdasarkan data yang kami ambil dari nilai MID kelas VI semester 1 dapat kami simpulkan bahwa murid yang mendapat nilai dibawah rata-rata terdiri dari 2 orang murid terdiri dari laki-laki dan perempuan dari 28 murid dari keseluruhan murid di kelas tersebut. Adapun nama-nama murid tersebut adalah sebagai berikut:
No.
NAMA
NILAI MID SEMESTER 1
IPA
MTK
B.INA
1.
JIHAN SITI NURFATIMAH
45.00
40.50
62.00
2.
AHMED DARMAWAN
53.50
32.50
56.00

B.       Melokalisasi Letak dan Jenis Kasus.
          Setelah kami menemukan murid yang dapat diduga mengalami kesulitan belajar, maka kami melanjutkan penelitian diagnosis kesulitan belajar siswa kelas VI SDN 02 Selat Panjang dengan menggunakan beberapa instrumen diantaranya:
1.      Tes Diagnostik
           Dalam hal ini, kami menggunakan angket yang ditujukan kepada murid yang mengalami kesulitan belajar, yang mana angket dapat dikatakan kuesioner adalah sebuah pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data hipotesis (dugaan sementara) yang dianggap fakta atau kebenaran yang masih belum di tentukan kebenaran dari responden atau dijawab oleh murid yang mengalami kesulitan belajar tersebut. Tujuan kami menggunakan metode angket ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang individu/klien yang mengalami kesulitan belajar, sehingga memudahkan kami dalam pengumpulan data sebagai faktor penyebab kesulitan belajar.
2.      Metode Wawancara
           Selain pemberian angket yang kami lakukan, kami juga melakukan metode wawancara atau interview yang dipandang sebagai teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab lisan yang dilakukan secara sistematis guna mencapai tujuan penelitian kami. Pada umumnya, metode ini dilakukan oleh dua orang atau lebih, yang mana satu pihak akan berperan sebagai pencari data atau informasi (Interviewer) sedangkan pihak lainnya berperan sebagai sumber informasi atau data (interview) dengan memanfatkan saluran komunikasi yang mudah secara wajar dan lancar.
Wawancara yang kami lakukan bersumber dari wali kelas yang bernama Bu Rostati,S.Pd, dua orang yang dekat dengan murid yang mengalami kesulitan belajar, dan dua orang yang mengalami kesulitan belajar.
3.      Analisis Jenis Kasus Kesulitan Belajar.
           Dalam menganalisis kasus kesulitan belajar, kami dapat menyimpulkan bahwa jenis kesulitan belajar berdasarkan hasil angket dan wawancara yang kami lakukan sebelumnya sebagai berikut:
           Menurut penjelasan dari guru wali kelas VI diketahui bahwa Jihan dan Ahmed mengalami kesulitan belajar. Dia mengatakan bahwa anak tersebut memiliki nilai di bawah passing grade atau rata-rata. Dan menganggap juga bahwa kedua murid tersebut bukan karena ketidakmampuannya dalam proses pembelajaran baik secara kognitif, atau afektif, ataupun psikomotor, tetapi ada faktor yang menyebabkan Jihan dan Ahmed memiliki nilai rendah di bawah rata-rata tersebut.
           Dari nilai yang kami kumpulkan dari data nilai MID Kelas VI semester 1, dapat di ketahui bahwa keduanya memiliki nilai yang rendah pada mata pelajaran Matematika. Dan guru wali kelas juga menjelaskan bahwa memang kenyataannya keduanya memiliki kesulitan saat mempelajari materi Matematika. Adapun beberapa kesulitan yang dijelaskan oleh guru wali kelas tentang kesulitan Jihan dan Ahmed tersebut diantaranya sebagai berikut:
a.       Keduanya kurang memahami konsep/rumus matematika yang diajarkan oleh guru. Ketika mereka di beri contoh soal yang diberikan oleh guru dalam satu materi, mereka hanya memahami satu materi. Setelah guru memberikan PR tentang materi yang sama dengan angka berbeda atau soal lain, maka Jihan dan Ahmed tidak mampu menjawab PR tersebut. Dan mereka memilih untuk tidak mengerjakan PR tersebut.
b.      Pada mata pelajaran matematika yang dijelaskan secara spesifik oleh guru, keduanya memiliki kelemahan saat memasuki materi bab pecahan. Dengan argumen atau alasan, bahwa Jihan dan Ahmed memiliki alasan yang sama yaitu sulit untuk mengoperasikan penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian dalam pecahan tersebut. Dan guru juga mengatakan bahwa Jihan dan Ahmed belum memahami secara tuntas konsep dasar mata pelajaran matematika tersebut dalam bab pecahan. Ketika guru memberikan soal tentang perkalian dalam bentuk pecahan, Jihan dan Ahmed mulai mengalami kesulitan saat mengerjakannya.
           Dari penjelasan bersumber dari wawancara yang dijelaskan oleh wali kelas gurunya, dapat diketahui bahwa Jihan dan Ahmed mengalami kesulitan belajar dalam matematika. Pernyataan ini diperkuatkan berdasarkan sumber dari wali kelas secara gejala dan informasi yang nyata. Berikutnya dalam tahap selanjutnya, kami akan menjelaskan faktor yang menyebabkan Jihan dan Ahmed mengalami kesulitan belajar tersebut.
C.      Melokalisasi Faktor Penyebab Kasus
          Faktor penyebab dalam kesulitan belajar yang dialami oleh Jihan dan Ahmed, kami meneliti dari faktor eksternal dan faktor internal. Berdasarkan hasil pengamatan, berupa angket, wawancara dan survei lapangan, dapat kami analisis sebagai berikut:
          Dilihat dari faktor lingkungan selama proses pembelajaran, dapat dikatakan bahwa lingkungan tidak memberikan dampak negatif selama proses pembelajaran.  Tetapi sebaliknya, lingkungan yang disediakan oleh sekolah begitu menarik sehingga meningkatkan rasa ingin tahu terhadap banyak hal serta dapat membuat murid dalam proses merasa tentram, nyaman dan tenang.
          Dilihat dari sisi lain, berdasarkan wawancara yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan kedua murid tersebut mengalaim kesulitan belajar. Dari penjelasan yang diberikan oleh wali kelas dan teman terdekat dari murid yang mengalami kesulitan belajar tersebut dapat diketahui bahwa keduanya malas dalam mengikuti proses pembelajaran. Mereka lebih memilih untuk mencari kegiatan lain daripada mengikuti proses pembelajaran, seperti mengganggu teman, mencari perhatian, dan lain sebagainya. Malas tidak bisa kami artikan sepenuhnya sebagai penyebab kedua murid tersebut mengalami kesulitan belajar. Tetapi ada beberapa faktor yang menyebabkan Jihan dan Ahmed tersebut menjadi malas. Ada faktor Interen dan faktor eksteren yang mungkin mempengaruhi kedua murid tersebut menjadi malas dalam kepribadiannya.
a.      Faktor Internal
           Berdasarkan wawancara dari teman dekat Jihan dan Ahmed. Mereka berdua mempunyai perbedaan kepribadian. Dimulai dari Jihan, menurut Liza yang merupakan teman dekatnya Jihan, mengatakan bahwa Jihan mempunyai kepribadian acuh tak acuh, tidak peduli dengan apa yang akan diajarkan, karena menganggap pelajarannya sulit untuk dipahami karena kurangnya pemahaman konsep dasar dalam mata pelajaran matematika. Selama proses pembelajaran, Jihan tidak aktif, suka menyendiri, pendiam dan tidak terlalu khawatir jika tidak mengerjakan tugas. Jihan juga tidak terlalu menyukai untuk di nasehati oleh orang lain untuk belajar. Sedangkan berdasarkan wawancara langsung dengan Jihan, kami mengetahui bahwa Jihan tidak menyukai mata pelajaran matematika secara mutlak. Dia juga mengakui bahwa setiap ada tugas PR, Jihan tidak mengerjakannya. Dengan alasan, tidak bisa mengerjakan soal tersebut dan tidak ada yang mau membantunya dalam mengerjakannya, sehingga Jihan malas untuk mengerjakan PR tersebut.
           Sedangkan Ahmed mempunyai kepribadian  yang sedikit berbeda dengan Jihan. Walaupun Ahmed tidak terlalu menyukai mata pelajaran matematika. Ada rasa keinginan Ahmed untuk membuat tugas PR yang diberikan oleh gurunya. Hanya saja, dalam mengerjakan tugas PR tersebut, dia hanya memahami beberapa materi. ketika dia tidak memahami materi tugas yang diberikan, dia memilih untuk melihat jawaban dari teman. Dilihat dari segi perilaku yang dilakukan selama dikelas, dia termasuk siswa yang aktif. Sering mencari tahu dengan bertanya dengan temannya walaupun dia tidak begitu memahaminya apa yang dijelaskan oleh temannya. Ketika setelah waktu pulang sekolah, Ahmed tidak akan berlama-lama dirumah. Dia hanya pulang bentar untuk menukar pakaian dan makan siang, kemudian pergi lagi ke warung internet (WarNet) yang bertujuan untuk bermain Game Online seperti Point Blank, FIFAONLINE, dan sebagainya.
           Dilihat dari segi fisiologis yang temporer pada Jihan dan Ahmed, dapat dikatakan bahwa kesehatan mereka berdua dalam keadaan normal. Meskipun begitu, yang menjadi faktor penghambat dalam proses belajar diantara Jihan yang tidak sarapan pagi karena keadaan tertentu membuat Jihan tidak begitu konsentrasi dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru selama proses pembelajaran. Selain itu, Jihan mempunyai keadaan sehat jasmaninya dibandingkan Ahmed yang selalu menggunakan waktu istirahat untuk kegiatan lainnya seperti menonton sepak bola di TV pada jam 2 pagi, dan sebagainya yang memudahkan Ahmed mudah mengantuk sehingga prestasi belajarnya rendah.
           Sedangkan menurut pandangan hambatan persepsinya, keduanya memiliki indra penglihatan dan indra pendengaran yang baik. Hanya saja, daya tangkap selama proses pembelajaran sedikit berbeda. Jihan memiliki daya tangkap audio yaitu mendengar, sedangkan daya ingat terhadap penglihatan berkurang. Dilihat pada Ahmed memiliki kemampuan audiovisual yang mampu menangkap proses pembelajaran dengan penglihatan dan pendengaran cukup baik.
b.      Faktor Eksternal
           Dalam analisis faktor eksternal ini, kami akan menyajikan analisis yang berbeda diantara Jihan dan Ahmed. Karena pada faktor eksternal ini merupakan faktor kedua yang menjadi penghambat atau kesulitan belajar dari keduanya.
1)      Faktor Keluarga
         Latarbelakang kondisi keluarga dalam pembahasan ini, akan kami uraikan sebagai berikut:
         Untuk Jihan berasal dari golongan orang tua yang cukup berada pada penghasilan diatas rata-rata dulunya. Tetapi setelah yang dikatakan oleh narasumber selama wawancara, dapat diketahui bahwa penghasilan Jihan sedikit turun dari sebelumnya akibat dari penceraian orangtuanya yang sekarang penghasilan utama berasal dari kerja ibunya. Jihan juga kurang mendapat perhatian dari kedua orang tuanya. Dan lagi setelah dia mengetahui bahwa kasus penceraian dari kedua orang tuanya membuat Jihan menjadi tertekan secara psikologi kepribadiannya. Seharusnya keluarga merupakan tempat utama menjadikan pendidikan, perhatian, dan kasih sayang pertama dari orang tua, tapi malah justru kenyataan sebaliknya. Dan juga Jihan menceritakan bahwa orangtuanya dan saudara tidak terlalu mempedulikan ketika Jihan ingin belajar dirumah, makanya Jihan lebih memilih melakukan kegiatan lainnya seperti menonton TV, bermain dengan Liza dan sebagainya. Dari pemaparan tersebut terlihat bahwa lingkungan keluarga Jihan yang kurang harmonis menjadikan Jihan memiliki kondisi psikologis yang tidak menentu, karena lingkungan merupakan faktor besar yang mempengaruhi perkembangan belajar bagi peserta didik.
         Selanjutnya Ahmed, ia berasal dari keluarga yang mempunyai penghasilan serba mencukupi dalam hal ekonomi. Jika di lihat dari uang jajan Ahmed dapat diketahui bahwa ia tidak terlalu mewah. Dirumah, orangtua Ahmed selalu menanyakan tugas PR yang diberikan oleh guru kepada Ahmed. Hanya saja, Ahmed selalu berbohong karena malas dan tidak mengetahui cara mengerjakan tugas PR tersebut. Setelah jam pulang sekolah, Ahmed tidak berlama di rumah, tetapi menghabiskan waktu siangnya untuk bermain. Ahmed pulang kerumah sebelum Azan Maghrib dan pergi ke masjid untuk membaca Al-Qur’an dan langsung tidur ketika sudah sampai di rumah karena kecapekan.
2)      Faktor Proses Pembelajaran
         Berdasarkan dokumentasi foto yang kami kumpulkan selama proses pembelajaran, kami dapat menyimpulkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan guru belum dapat kami katakan mampu sepenuhnya menciptakan suasana kelas yang sehat karena selama pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Center Learning). Dalam proses pembelajaran tersebut, guru belum bisa menerapkan strategi, metode dan media yang secara variatif. Sehingga ini menjadi sebuah faktor yang menyebabkan kesulitan belajar khususnya matematika bagi Ahmed dan Jihan.
         Secara teori, peserta didik yang rendah motivasi untuk belajar mengalami problem-problem yang akan dihadapinya. Guru harus dapat memotivasikan muridnya untuk mendorong minat belajar matematika dengan variasi pembelajaran yang efektif tetapi tidak sering. Dalam hal ini, tugas utama guru tidak hanya terfokus pada buku saja, tetapi mencari jalan untuk memotivasikan muridnya agar murid yang mengalami kesulitan belajar tersebut dapat mengatasi kesulitan belajar dalam matematika. Untuk itu, guru harus menerapkan sebuah pembelajaran yang inovatif agar murid yang berkesulitan belajar seperti Ahmed dan Jihan menjadi lebih semangat dalam belajar matematika tersebut.
D.      Menetapkan Kemungkinan Jenis Bantuan yang Diberikan
1.      Memperkirakan Kemungkinan Bantuan
           Setelah kami mengetahui jenis dan sifat kesulitan belajar dengan berbagai macam latar belakangnya maupun faktor-faktor penyebabnya, maka kami akan melakukan langkah berikutnya dengan cara memperkirakan:
a.       Apakah Jihan dan Ahmed masih mungkin ditolong untuk mengatasi kesulitan belajarnya atau tidak.
b.      Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan yang dialami oleh Jihan dan Ahmed.
c.       Kapan dan dimana pertolongan itu dapat diberikan.
d.      Siapa yang dapat memberikan pertolongan/bantuan tersebut.
e.       Bagaimana cara menolong Ahmed dan Jihan agar menjadi murid yang efektif.
f.       Siapa saja yang harus dilibatkan dalam menolong murid dan apakah sumbangan/peranan yang dapat diberikan oleh masing-masing pihak.
2.      Menetapkan Kemungkinan Cara Mengatasi
           Langkah yang kami lakukan selanjutnya adalah mendiskusikan langkah yang baik dengan guru wali kelas, tentang hal yang diperlukan untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami Ahmed dan Jihan. Setelah langkah tersebut dilaksanakan, maka kami dan guru wali kelas melakukan sebuah rencana yang berisi tentang beberapa alternatif yang mungkin dilakukan untuk mengatasi kesulitan yang dialami keduanya. Rencana tersebut ialah:
a.       Melakukan tindak lanjut terhadap Jihan dan Ahmed seperti remedial teaching.
b.      Melakukan pertemuan antara wali kelas dengan orang tua dari Jihan dan Ahmed untuk membantu dan membimbing keduanya agar menjadi murid yang efektif. Tentunya butuh persetujuan dari Kepala Sekolah dan Bimbingan Konseling untuk melaksanakan pertemuan tersebut.
c.       Melakukan penyaringan kembali untuk siswa yang mengalami kesulitan dalam matematika sehingga tidak ada siswa yang memiliki kesulitan yang sama tidak terulang lagi.
d.      Melakukan kegiatan inovasi yang kreatif agar siswa yang mengalami kesulitan belajar lebih cepat dan tanggap dalam mempelajari materi yang tidak dipahami oleh Jihan dan Ahmed.
           Rencana tersebut telah di sepakati oleh guru wali kelas, dan kepala sekolah dari hasil rapat guru wali kelas dan kepala sekolah.
E.       Pelaksanaan Bantuan
          Kegiatan pelaksanaan bantuan akan kami berikan dengan cara sebagai berikut:
1.      Bantuan kepada Kepada siswa
           Bantuan yang akan kami lakukan atau kami rencanakan kepada siswa yaitu sebagai berikut:
a.       Melakukan pengajaran perbaikan dengan mengajarkan kembali materi yang kurang/tidak dipahami dalam mata pelajaran matematika oleh kedua siswa.
b.      Memberikan latihan matematika kepada siswa mengenai materi yang telah diajarkan kembali. Penulis telah membuat RPP (Rancangan pelaksanaan pembelajaran) mengenai materi yang telah diajarkan tersebut.
c.       Memberikan informasi kepada siswa tentang bagaimana cara yang baik seperti waktu belajar yang efektif serta inovatif dalam mata pelajaran matematika.
d.      Memberikan informasi mengenai pentingnya mengulang pelajaran matematika dirumah agar materi yang disampaikan oleh guru dapat diserap dan di ingat kembali.
e.       Memberikan informasi kepada siswa akan pentingnya belajar matematika dengan serius di dalam kelas agar materi yang diberikan oleh guru dapat diserap dengan baik dan berguna di masa depan.
2.      Bantuan kepada Orang Tua Siswa.
           Kepada orang tua siswa yaitu memberikan informasi kepada orang tua siswa agar lebih mengontrol lagi anaknya dalam belajar dan selalu mengingatkan anak untuk belajar dengan teratur dirumah, memberikan motivasi dan dorongan kepada anak agar anak selalu bersemangat dalam belajar matematika karena sebenarnya anak ini memiliki kemampuan dan motivasi yang bagus apabila dia diberikan semangat, dukungan, dan sokongan terutama dari orang tuannya, dan menciptakan suasana yang tenang dalam belajar
3.      Bantuan kepada guru Kelas
           Kepada guru kelas yaitu memberikan informasi  tentang letak kesulitan belajar siswa, pada pokok materi mana siswa mengalami kesulitan dalam belajar.
F.       Evaluasi dan Tindak Lanjut
1.      Evaluasi
           Dalam langkah pelaksanaan yang akan kami teliti dalam evaluasi ini kami ambil dari guru wali kelas tentang penentuan sejauh mana kedua siswa yaitu Jihan dan Ahmed tingkat pengetahuannya dalam matematika dengan tujuan menentukan grade dari kedua siswa tersebut. Evaluasi ini juga merupakan langkah kami yang sebagai alternative dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh kedua siswa tersebut dari yang penyembuhan kesulitan belajarnya bersifat formula perbaikan menuju ke tes yang lebih mudah yaitu tes formatif.
           Evaluasi yang akan kami rencanakan selama penyembuhan kesulitan belajar Ahmed dan Jihan antara lain sebagai berikut:
a.       Setelah  kami mengajarkan pengajaran belajar yang baik, kami akan merencanakan untuk memperhatikan cara agar kedua anak tersebut dapat mengerjakan tugas materi yang diberikan oleh guru dalam mata pelajaran matematika secara benar.
b.      Memberikan sebuah cara atau strategi agar orang tua dari Ahmed dan Jihan untuk mulai berusaha mengubah dan mengontrol pola sikap dari anaknya agar anaknya lebih mengutamakan belajar daripada kegiatan lainnya.
c.       Menyarankan agar guru lebih aktif dan lebih respon untuk memberikan penjelasan ke tempat duduk siswa terhadap siswa yang tidak mengerti akan materi yang akan disampaikan sehingga menjadikan anak tersebut menjadi lebih baik dan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama untuk kedepannya.
2.      Tindak Lanjut
           Tindak lanjut adalah sebuah langkah atau kegiatan yang kami perkirakan dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar.
           Adapun tindak lanjut yang kami rencanakan sebagai berikut:
a.       Memberikan pembelajaran tambahan atau (remedial teaching) pada mata pelajaran matematika yang dilakukan oleh guru wali kelas, atau guru lainnya yang mampu dapat menciptakan suasana kelas yang penuh motivasi.
b.      Selalu mengecek kemampuan yang dilakukan Jihan dan Ahmed, atau mengecek kemajuan yang telah dicapainya dalam pemahaman materi matematika selama beberapa bulan dengan cara pemberian tugas PR kepada keduanya.
c.       Memberikan sebuah motivasi atau semangat yang positif dari seorang guru dan peranan orang tua agar Ahmed dan Jihan lebih giat dalam berusaha mempelajari kesulitan materi matematika serta tercapainya hasil yang optimal























BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
A.      Kesimpulan
          Belajar merupakan tugas utama siswa, di samping tugas-tugas yang lain. Keberhasilan dalam belajar bukan hanya diharapkan oleh siswa yang bersangkutan, tetapi juga oleh orang tua, guru, dan juga masyarakat. Tentu saja yang diharapkan bukan hanya berhasil, tetapi berhasil secara optimal. Untuk itu diperlukan persyaratan yang memadai, yaitu persyaratan psikologis, biologis, material, dan lingkungan sosial yang kondusif.
          Kesulitan belajar adalah suatu keadaan siswa yang memiliki masalah sehingga tidak bisa belajar sebagaimana mestinya yang berdampak pada keberhasilan belajar. Dan keberhasilan belajar siswa itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal (yang bersumber dari dalam diri sendiri) maupun eksternal (yang bersumber dari luar atau lingkungan).
B.     Saran
          Dalam penulisan laporan ini penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan oleh sebab itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan guna perbaikan pada masa mendatang. Saya mengharapkan laporan ini dapat bermanfaat bagi saya atau pihak lain yang membacanya










DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abin, S.M. 2002. Psikologi Pendidikan : Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.


Siti Mardiyati.1994. Layanan Bimbingan Belajar. Surakarta : Penerbit UNS.
Sunarta, Kelut. 2006. Verba Derivasional Bahasa Bolaang Mangandow. Denpasar: Program Pascasarjana Universitas Udayana.

Warkitri. 1990. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar. Jakarta : Karunika.

Drs. H. Mulyadi, M. Pd. I. 2010. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus.Yogyakarta : Nuha Litera

Comments


  1. Awalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts